Jumat, 11 Oktober 2013

Uraikanlah sumbangan Imre Lakatos dalam perkembangan Sains Biologi dan berikan contohnya ?

Uraikanlah sumbangan Imre Lakatos dalam perkembangan Sains Biologi dan berikan contohnya ?
Jawaban :
Imre Lakatos lahir di Hungaria pada tanggal 9 Nopember 1922. Menyelesaikan studi diUniversity of Debrecen pada bidang matimatika, Fisika, dan filsafat. Karirnya diawali dengan jabatan Mentri Pendidikan, namum pemikirannya dipandang menyebabkan kekacauan politik sehingga pada tahun 1950 dipenjara selama tiga tahun, kemudian beliau menerjemah buku-buku matematika ke dalam bahas hungaria.
Karena pada tahun 1956 terjadi revolusi , Imre Lakatos lari ke Wina yang akhirnya sampai ke London. Di London inilah kemudian Imre Lakatos melanjutkan studi di Cambridge University dan memperoleh gelar doktor setelah mempertahankan desertasinya: Proofs and Refutations: The Logic Of Matematical Discovery (karya yang membahas pendekatan terhadap beberapa metodologi matematika sebagai logika penelitian).
Setelah diangkat memnjadi pengajar di London School of Economic, dia sering terlibat diskusi dengan Popper, Feyerband, dan Khun untuk membantu memantapkan gagasan tentang Metodology of Scientific Research Programms, sehingga pada tahun 1965, Imre Lakatos mengandakan suatu simposium yang mempertemukan gagasan Khun dan Popper.
Pada tahun 1968 Imre Lakatos menerbitkan karyanya yang berjudul: Criticism and The Metodology of Scientific Research Programms, sebagai evaluasi atas prinsip falsifikasi dan upaya perbaikan atas kelemahan dan kekuranganya. Imre Lakatos meninggal pada tanggal 2 Februari 1974 di London sebelum menyelesaikan Karyanya yang berjudul: The Changing Logic Of Scientific Discovery sebagai pembaharuan dari karya Popper: The Logic Of Scientific Discovery.
Menurut Lakatos perbedaan antara sains dan pseudosains adalah bahwa sebuah sains adalah sains bahwa sains bisa menciptakan peramalan-peramalan terhadap fenomena baru. Pseudosains tidak menciptakan peramalan-peramalan baru dan karena itu gagal disebut sains. Sebuah sains mampu menciptakan peramalan-peramalan terhadap fakta-fakta, entah ditemukan atau tidak. Sebuah program penelitian disebut progresif ketika dia membuat ramalan-ramalan mengejutkan yang dikonfirmasi dan degeneratif ketika ramalannya tidak akurat atau hanya memoles teori agar sesuai dengan fakta.
Lakatos menyebutkan Pseudosains contoh-contohnya adalah astronomi Ptolemy, kosmogony planetari cosmogony, psychoanalysis Freud, Marxisme abad ke duapuluh, Biology Lysenko, Quantum mekanik Bohr sebelum 1924, astrologi, psychiatry, sosiologi dan ekonomi neo-klasik.
Dalam Program Riset ini terdapat aturan-aturan metodologi yang disebut “Heuristik”, yaitu kerangka kerja konseptual sebagai kosekuensi dari bahasa. Heuristik adalah suatu keharusan untuk melakukan penemuan-penemuan lewat penalaran induktif dan percobaan-percobaan sekaligus menghadirkan kesalahan dalam memecahkikan masalah.
Di dalam mengungkap teori sebagai satu struktur Imre menampilkan dua argumen dasarnya:
Pertama : Teori sebagai sumber sejarah ilmu.
Menurutnya teori merupakan gerak maju (linier) yang saling menyempurnakan tanpa berkeputusan (Historical Circumstangs) yang sebelumnya di pandang sebagai (a History) terputus, sebagaimana dianut oleh Kaum falsifikasi dan relativis. Yang memandang sejarah sebagai pengganggu metodologi para ilmuan, teori yang pada umumnya dianggap sebagai teladan terbaik, jika telah di falsifikasi (disalahkan) maka teori tersebut tidak layak untuk dikembangkan.
Lakatos justru berasumsi lain, bahwa sebuah teori yang ditolak (difalsifikasi) bukan berarti harus dibuang dan tidak berguna, selanjutnya diganti dengan teori baru yang terputus dengan teori lama (ide dasar). Akan tetapi teori baru menurutnya harus tetap berpegang pada substansi teori yang menjadikan intelektual sejarah, walaupun mengalami proses penyempurnaan. Seharusnya heuristik negatif tetap harus di lindungi dari falsifikasi, dengan cara memperkuat hepotesis-hepotesis yang disesuaikan dengan pengembangan ilmu baru.
Selanjutnya hepotesis-hepotesis baru yang masuk dalam Heuristik Positif, jika setelah di uji dari keterangan-keterangan observasi tidak benar (error), maka hepotesis tersebut boleh di tolak dan diganti dengan hepotesis lain yang posisinya tetap memperkokoh inti pokok (Heuristik Negatif). Pembuktian koherensi teori di sini nampak jelas, karena pertalian asumsi- asumsi dasar (inti pokok) yang digunakan landasan teori dengan hepotesis-hepotesis sebagai pelindung tetap melekat.
Sebagai gambaran dari cara kerja teori tersebut Imre menampilkan teori gerak aristoteles dan Copernikus yang tercermin dalam sistem astronomi.
Kedua : Observasi sebagai konsepsi teori.
Argumen ini menyajikan hubungan keterangan- keterangan observasi dengan teori sebagai prosedur fundamental. Keterangan-keterangan observasi yang dimaksud akan bermakna, manakala dirumuskan ke dalam suatu konsepsi, selanjutnya konsepsi-konsepsi akan mudah dimengerti, jika dituangkan ke dalam bentuk definisi. Untuk menjadikan konsepsi sebagai definisi harus melalui prosedur fundamental yang berdasarkan istilah-istilah yang maknanya sudah diketahui, agar definisi kebenaranya menjadi kokoh, maka seyogyanya diperkuat lagi dengan observasi-observasi baru. Apabila makna dari definisi tersebut belakangan bertentangan dengan hasil observasi baru, alternatif pemecahanya adalah dengan melakukan gerak mundur (penelusuran kembali) tanpa batas, sampai di ketemukan kesesuaian hasilnya.
Disini menurut hemat penulis, tipical rasional Lakatos nampak di lakukan dengan mengikuti struktur teori yang (open Ended) terhadap perkembangan dan ujian, tanpa menghilangkan ciri rasional kritis dan ide historisnya.
Pola kerja teori Lakatos dapat dikaji dari contoh definisi gaya dan masa Newton yang ia paparkan, yang sebelumnya telah di gagas oleh Copernicus. Copernicus mendefinisikan gaya untuk menyatakan pengertian gaya bumi yang mengelilingi matahari, dan ini muncul sebagai sanggahan (antitesa) terhadap teori Aristo dan Ptolemy.
Sementara Newton mendefinisikan gaya sebagai Hukum grafitasi sebagai pelengkap teori Copernicus yang berbunyi "Hukum benda akan bergerak dalam garis lurus dengan kecepatan yang sama, kecuali benda tersebut dicampuri oleh sesuatu kekuatan lain".
Ulasan di atas secara garis besar cukup memberikan bukti bahwa teori tidak terjadi secara tiba-tiba (bertolak dengan asumsi yang dianut oleh kaum falsifikasi dan relativisme), melainkan merupakan hasil observasi yang dirumuskan dalam konsepsi yang belum sempurna, melalui prosedur fundamental yang teliti sehingga menghasilkan suatu teori sempurna. Hanya saja teori hasik temuan ini, bersifat terbuka untuk berkembang dan diuji tanpa harus menghilangkan ide pertama yang mendasarinya.
Dalam program riset, Lakatos berusaha menganalisa teori sebagai struktur yang memberikan bimbingan untuk riset di masa depan dan mengadakan perbaikan terus menerus. Secara metodologis cara kerja bimbingan riset Lakatos menampilkan dua aturan yaitu aturan yang harus dijalankan (Heuristik Positif) dan jalan yang harus dihindari (Heuristik Negatif).
Heuristik Negatif merupakan inti Program (Fundamental Assumption), asumsi-asumsi dasar, kaidah-kaidah dasar yang melandasi program riset, yang tidak dapat dimodifikasi atau ditolak, serta dilindungi dari ancaman falsifikasi oleh lingkaran pelindung yang terdiri dari hipotesis pendukung.
Inti pokok program merupakan hipotesis teoritis yang sangat umum yang akan menjadi dasar program untuk dikembangkan. Untuk memberikan gambaran tentang cara kerja Heuristik negatif perlu penulis tampilkan beberapa contoh :
1. Bidang Astronomi (Teori Copernicus): asumsi dasarnya (Inti program)" bahwa bumi dan planet-planet mengorbit matahari dan bumi berputar pada porosnya sendiri sekali sehari".
2. Bidang Fisika (Newton) Asamsi dasarnya: hukum-hukum gerak ditambah hukum gravitasi.
3. Bidang Sosial (Teori Materialisme History Karl Marx), Asumsi dasarnya: bahwa perubahan sosial harus diterangkan berdasarkan perjuangan [status] kelas, watak kelas dan perincian perjuangan yang pada instansi terakhir ditentukan oleh dasar ekonomi.
4. Bidang Hukum,( Usul Fiqh ): Asumsi dasar, Sesuatu pekerjaan bila belum diketahui dasar hukumnya adalah boleh dll.
Sedangkan Heuristik Positif (teori tentang mencari penemuan baru), yang berupa sebagian dari sesarana atau isyarat, tentang bagaimana mengubah, mengembangkan variasi-variasi yang dapat dibantah dari suatu program riset, sebagaimana memodifikasi dan meningkatkan lingkaran pelindung yang dapat dibantah.
Sedangkan fungsi Heuristik positif ini adalah :
1. Memberikan bimbingan garis besar yang menunjukkan bagaimana program riset ini dapat dikembangkan.
2. Menunjukkan pada para ilmuan apa yang harus di lakukan dan apa yang harus dihindari.
3. Melindungi inti program dari ancaman falsifikasi dan modivikasi dengan jalan menambah hipotesis-hepotesis baru yang telah di uji.
Lebih konkritnya perhatikan contoh dari Heuristik Positif di bawah ini:
1. Asumsi dasar Copernicus (tentang rotasi bumi), diperluas dengan nenambah banyak epicycles kepada orbit planet-planet yang semula berbentuk lingkaran dan diubah taksiran jarak bintang-bintang dari bumi yang sudah diterima selama itu.
2. Asumsi dasar ( gravitasi Newton) dengan menunjukkan pengembangan dan kemajuan baru di antaranya: pertama, memperhitungkan kenyataan bahwa matahari maupun planet bergerak di bawah pengaruh gaya tarik menarik antara mereka, kedua, memperhitungkan ukuran terbatas planet dan memperlakukan sebagai bola. Ketiga, memecahkan problema matematis tindakan dan terakhir. membuat alat-alat yang cukup peka untuk mendeteksi gaya gravitasi dalam skala laboratorium.
3. Asumsi dasar (hukum) dengan mengerahkan daya ijtihad untuk mengistinbatkan hukum, sehingga dapat memberikan keputusan yang pasti terhadap suatu status hukum tanpa membimbangkan para pemakainya.( Studi kasus hukum bayi tabung, makanan kaleng, sembelihan binatang dengan mesin hukum kloning ,hukum tayamum pakai tisu dll.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar