Jumat, 11 Oktober 2013

Model Pembelajaran CIRC (Cooperative, Integrated, Reading and Compositon)

1. Pengertian Model Pembelajaran CIRC
Terjemahan bebas dari CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara koperatif –kelompok.
Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition-CIRC (Kooperatif Terpadu, Membaca dan Menulis) merupakan model pembelajaran khusus Mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam rangka membaca dan menemukan ide pokok, pokok pikiran atau,tema sebuah wacana/kliping.
Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini dapat dikategorikan pembelajaran terpadu.
Menurut Fogarty (1991), berdasarkan sifat keterpaduannya, pembelajaran terpadu dapat dikelompokkan menjadi:
1) model dalam satu disiplin ilmu yang meliputi model connected (keterhubungan) dan model nested (terangkai);
2) model antar bidang studi yang meliputi model sequenced (urutan), model shared (perpaduan), model webbed (jaring laba-laba), model theaded (bergalur) dan model integreted (terpadu);
3) model dalam lintas siswa.
Dalam pembelajaran CIRC atau pembelajaran terpadu setiap siswa bertanggung jawab terhadap tugas kelompok. Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu konsep dan menyelesaikan tugas (task), sehingga terbentuk pemahaman yang dan pengalaman belajar yang lama. Model pembelajaran ini terus mengalami perkembangan mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga sekolah menengah. Proses pembelajaran ini mendidik siswa berinteraksi sosial dengan lingkungan.

Prinsip belajar terpadu ini sejalan dengan empat pilar pendidikan yang digariskan UNESCO dalam kegiatan pembelajaran. Empat pilar itu adalah ”belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar untuk berbuat (learning to do), belajar untuk menjadi diri sendiri (learning to be), dan belajar hidup dalam kebersamaan (Learning to live together), (Depdiknas, 2002).

B. Langkah – Langkah Pembelajaran CIRC
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang siswa secara heterogen.
2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada
lembar kertas.
4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok.
5. Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama.
6. Penutup.

Dari setiap fase tersebut di atas dapat kita perhatikan dengan jelas sebagai berikut:
a. Fase Pertama, Pengenalan konsep. Fase ini guru mulai mengenalkan tentang suatu konsep atau istilah baru yang mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi. Pengenalan bisa didapat dari keterangan guru, buku paket, atau media lainnya.
b. Fase Kedua, Eksplorasi dan aplikasi. Fase ini memberikan peluang pada siswa untuk mengungkap pengetahuan awalnya, mengembangkan pengetahuan baru, dan menjelaskan fenomena yang mereka alami dengan bimbingan guru minimal. Hal ini menyebabkan terjadinya konflik kognitif pada diri mereka dan berusaha melakukan pengujian dan berdiskusi untuk menjelaskan hasil observasinya. Pada dasarnya, tujuan fase ini untuk membangkitkan minat, rasa ingin tahu serta menerapkan konsepsi awal siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan memulai dari hal yang kongkrit. Selama proses ini siswa belajar melalui tindakan-tindakan mereka sendiri dan reaksi-reaksi dalam situasi baru yang masih berhubungan, juga terbukti menjadi sangat efektif untuk menggiring siswa merancang eksperimen, demonstrasi untuk diujikannya.
c. Fase Ketiga, Publikasi. Pada fase ini Siswa mampu mengkomunikasikan hasil temuan-temuan, membuktikan, memperagakan tentang materi yang dibahas. Penemuan itu dapat bersifat sebagai sesuatu yang baru atau sekedar membuktikan hasil pengamatannya.. Siswa dapat memberikan pembuktian terkaan gagasan-gagasan barunya untuk diketahui oleh teman-teman sekelasnya. Siswa siap menerima kritikan, saran atau sebaliknya saling memperkuat argumen.

C. Kelebihan Model Pembelajaran CIRC
Kelebihan dari model pembelajaran terpadu atau (CIRC) antara lain:
1) Pengalaman dan kegiatan belajar anak didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan anak;
2) kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak dari minat siswa dan kebutuhan anak;
3) seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak didik sehingga hasil belajar anak didik akan dapat bertahan lebih lama;
4) pembelajaran terpadu dapat menumbuh-kembangkan keterampilan berpikir anak;
5) pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis (bermanfaat) sesuai dengan permasalahan yang sering ditemuai dalam lingkungan anak;
6) pembelajaran terpadu dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa kearah belajar yang dinamis, optimal dan tepat guna;
7) menumbuhkembangkan interaksi sosial anak seperti kerjasama, toleransi, komunikasi dan respek terhadap gagasan orang lain;
8) membangkitkan motivasi belajar, memperluas wawasan dan aspirasi guru dalam mengajar (Saifulloh, 2003).

D. Kekurangan Model Pembelajaran CIRC
Kerurangan dari model pembelajaran CIRC tersebut antara lain:
Dalam model pembelajaran ini hanya dapat dipakai untuk mata pelajaran yang menggunakan bahasa, sehingga model ini tidak dapat dipakai untuk mata pelajaran seperti: matematika dan mata pelajaran lain yang menggunakan prinsip menghitung.

E. Kesimpulan
Model pembelajaran ini sangat bagus dipakai karena dengan menggunakan model ini siswa dapat memahami secara langsung peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan dengan materi yang dijelaskan.
MODEL – MODEL PEMBELAJARAN

1. Model Pembelajaran Kontekstual Model,
pembelajaran kontekstual merupakan konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa. Pembelajaran ini juga mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengetahuan dan keterampilan siswa diperoleh dari usaha siswa mengkonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru ketika siswa belajar.
2. Model Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar.
3. Model Pembelajaran Kuantum
Model pembelajaran kuantum merupakan rakitan dari berbagai teori atau pandangan psikologi kognitif dan pemrograman neurologi yang jauh sebelumnya sudah ada.
4. Model Pembelajaran Terpadu
Model pembelajaran terpadu merupakan pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip secara holistik. Pembelajaran ini merupakan model yang mencoba memadukan beberapa pokok bahasan.
5. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning – PBL)
Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning – PBL) merupakan pembelajaran yang mengambil psikologi kognitif sebagai dukungan teoritisnya. Fokusnya tidak banyak pada apa yang sedang dikerjakan siswa tetapi pada apa yang siswa pikirkan selama mereka mengerjakannya. Guru memfungsikan diri sebagai pembimbing dan fasilitator sehingga siswa dapat belajar untuk berfikir dan menyelesaikan masalahnya sendiri

Apa yang menyebabkan gen dapat on dan off dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia ?




Jawaban :
Gen melakukan lebih dari sekedar menentukan warna mata kita atau apakah kita tinggi atau pendek. Gen adalah di pusat dari segala sesuatu yang membuat kita menjadi manusia. Gen bertanggung jawab untuk memproduksi protein yang menjalankan segala sesuatu dalam tubuh kita. Beberapa protein yang terlihat, seperti yang yang membentuk rambut dan kulit. Lainnya bekerja di luar pandangan, koordinasi fungsi biologis dasar kita. Untuk sebagian besar, setiap sel dalam tubuh kita mengandung persis gen yang sama, tapi di dalam sel-sel individual beberapa gen yang aktif sementara yang lain tidak. Ketika gen aktif, mereka mampu memproduksi protein. Proses ini disebut ekspresi gen.Ketika gen tidak aktif, mereka diam atau tidak dapat diakses untuk produksi protein. Setidaknya sepertiga dari sekitar 20.000 gen yang berbeda yang membentuk genom manusia yang aktif (dinyatakan) terutama di otak. Ini adalah proporsi tertinggi gen disajikan dalam setiap bagian dari tubuh. Gen ini mempengaruhi perkembangan dan fungsi otak, dan akhirnya mengontrol bagaimana kita bergerak, berpikir, merasa, dan berperilaku. Dikombinasikan dengan efek dari lingkungan kita, perubahan gen ini juga bisa menentukan apakah kita berada pada risiko untuk penyakit tertentu dan jika kita, tentu saja itu mungkin mengikuti.
Dalam rangka untuk memahami bagaimana gen bekerja di otak, kita harus memahami bagaimana gen membuat protein. Ini dimulai dengan DNA (asam deoksiribonukleat).
DNA adalah sebuah molekul panjang dikemas ke dalam struktur yang disebut kromosom. Manusia memiliki 23 pasang kromosom, termasuk satu pasang kromosom seks (XX pada wanita dan XY pada laki-laki). Dalam setiap pasangan, satu kromosom berasal dari ibu individu dan yang lainnya berasal dari ayah. Dengan kata lain, kita mewarisi setengah dari DNA kita dari masing-masing orang tua kita.
DNA terdiri dari dua helai luka bersama untuk membentuk heliks ganda. Dalam setiap helai, zat kimia yang disebut nukleotida yang digunakan sebagai kode untuk membuat protein. DNA hanya berisi empat nukleotida - adenin (A), timin (T), sitosin (C), dan guanin (G) - tapi ini alfabet genetik sederhana adalah titik awal untuk membuat semua protein dalam tubuh manusia, diperkirakan sebanyak satu juta.
Gambar 2

Gene
Gen adalah hamparan DNA yang berisi instruksi untuk membuat atau mengatur protein tertentu.
Gen yang membuat protein yang disebut gen protein-coding. Dalam rangka untuk membuat protein, molekul terkait erat dengan DNA yang disebut asam ribonukleat (RNA) lebih dulu salinan kode dalam DNA. Kemudian, mesin protein-manufaktur dalam sel scan RNA, membaca nukleotida dalam kelompok tiga. Ini kembar tiga encode 20 asam amino yang berbeda, yang merupakan blok bangunan untuk protein. Protein terbesar manusia dikenal adalah protein otot yang disebut Titin, yang terdiri dari sekitar 27.000 asam amino.
Beberapa gen menyandikan potongan-potongan kecil RNA yang tidak digunakan untuk membuat protein, tetapi malah digunakan untuk memberitahu protein apa yang harus dilakukan dan mana harus pergi. Ini disebut non-coding atau gen RNA. Ada banyak gen RNA dari gen penyandi protein.
Gambar 3



Untuk Protein
Protein membentuk mesin internal dalam sel-sel otak dan jaringan ikat antara sel-sel otak. Mereka juga mengontrol reaksi kimia yang memungkinkan sel-sel otak untuk berkomunikasi satu sama lain.
Beberapa gen membuat protein yang penting untuk pengembangan awal dan pertumbuhan otak bayi. Sebagai contoh, gen ASPM membuat protein yang dibutuhkan untuk memproduksi sel-sel saraf baru (atau neuron) di otak berkembang.Perubahan dalam gen ini dapat menyebabkan microcephaly, suatu kondisi di mana otak gagal untuk tumbuh ke ukuran normal.
Gen tertentu membuat protein yang pada gilirannya membuat neurotransmiter, yang merupakan bahan kimia yang mengirimkan informasi dari satu neuron ke yang berikutnya. Protein lain yang penting untuk membangun koneksi fisik yang menghubungkan berbagai neuron bersama dalam jaringan.
Apa epigenome?
Genom A adalah set lengkap deoxyribonucleic acid, atau DNA, dalam sel. DNA membawa instruksi untuk membangun semua protein yang membuat setiap makhluk hidup yang unik.
Berasal dari bahasa Yunani, epigenome berarti "di atas" genom. Epigenome terdiri dari senyawa kimia yang memodifikasi, atau tanda, genom dengan cara yang memberitahu apa yang harus dilakukan, tempat untuk melakukannya dan kapan melakukannya. Tanda, yang bukan bagian dari DNA itu sendiri, dapat ditularkan dari sel ke sel sebagai sel membelah, dan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Apa epigenome lakukan?
Tubuh setiap orang berisi triliunan sel, yang semuanya memiliki dasarnya genom yang sama. Namun beberapa sel yang dioptimalkan untuk digunakan dalam otot, yang lain untuk tulang, otak, perut dan seluruh tubuh Anda. Apa yang membuat sel-sel yang berbeda?
Bagian penyandi protein genom Anda, yang disebut gen, jangan membuat protein semua waktu di semua sel Anda. Sebaliknya, set yang berbeda dari gen diaktifkan atau dinonaktifkan dalam berbagai jenis sel pada berbagai titik dalam waktu. Perbedaan dalam jenis dan jumlah protein yang diproduksi menentukan bagaimana sel terlihat, tumbuh dan bertindak. Pengaruh epigenome gen yang aktif - dan protein yang diproduksi - dalam sel tertentu.
Jadi, epigenome yang memberitahu sel-sel kulit Anda untuk berperilaku seperti sel kulit, sel hati seperti sel jantung dan sebagainya.
Apa yang membuat epigenome?
Epigenome ini terdiri dari senyawa kimia, beberapa di antaranya berasal dari sumber alami seperti makanan dan lain-lain dari sumber buatan manusia seperti obat-obatan atau pestisida. Karena menandai genom dengan tag kimia, epigenome berfungsi sebagai persimpangan antara genom dan lingkungan.
Epigenome menandai genom dengan dua cara utama, yang keduanya berperan dalam mengubah gen mati atau hidup.
Jenis pertama dari merek, yang disebut metilasi DNA, secara langsung mempengaruhi DNA dalam genom Anda. Dalam proses ini, tag kimia yang disebut kelompok metil melekat pada tulang punggung molekul DNA di tempat-tempat tertentu. Kelompok-kelompok metil mengubah gen off atau dengan mempengaruhi interaksi antara DNA dan protein mesin pembuatan sel.
Jenis kedua mark, disebut modifikasi histon, secara tidak langsung mempengaruhi DNA dalam genom Anda. Histone adalah spool-seperti protein yang memungkinkan molekul DNA yang sangat panjang untuk dilikuidasi rapi ke dalam kromosom dalam inti sel. Berbagai tag kimia bisa ambil memegang ekor histon, mengubah cara mereka erat atau longgar paket DNA. Jika pembungkus yang ketat, gen dapat disembunyikan dari mesin protein pembuatan sel, dan akibatnya dimatikan. Sebaliknya, jika pembungkus dikendurkan, gen yang sebelumnya tersembunyi dapat dihidupkan.
Apakah epigenome diwariskan?
Sama seperti genom diwariskan dari orang tua kepada keturunannya, epigenome juga dapat diwariskan. Tag kimia yang ditemukan pada DNA dan histon telur dan sperma bisa disampaikan ke generasi berikutnya.
Genom Anda berisi dua salinan dari setiap gen - salah satu warisan dari ibu dan satu dari ayah Anda. Untuk beberapa gen, hanya salinan dari ibu yang pernah akan diaktifkan, dan untuk orang lain, hanya salinan dari ayah. Pola ini disebut pencetakan.
Epigenome berfungsi untuk membedakan antara dua salinan gen tercetak. Misalnya, hanya salinan ayah dari gen yang disebut IGF2 mampu membuat protein. Itu karena tanda di epigenome menjaga ibu IGF2 copy dimatikan di setiap sel tubuh.
Beberapa penyakit yang disebabkan oleh pencetakan normal. Mereka termasuk sindrom Beckwith-Wiedmann, gangguan yang berhubungan dengan pertumbuhan berlebih tubuh dan meningkatkan risiko kanker, dan Prader-Willi dan sindrom Angelman, yang merupakan kelainan yang berhubungan dengan obesitas dan keterbelakangan mental.
Dapatkah perubahan epigenome?
Sementara semua sel dalam tubuh Anda mengandung dasarnya genom yang sama, tag kimia pada DNA dan histon mendapatkan ulang dalam jenis sel yang berbeda. Epigenome juga dapat berubah sepanjang hidup seseorang.
Pertimbangkan kasus kembar identik. Meskipun mereka berbagi hampir genom yang sama, tubuh mereka mungkin tidak persis sama. Satu kembar dapat lebih berat, misalnya, atau mengembangkan arthritis. Para peneliti berpikir bahwa setidaknya beberapa perbedaan ini karena perubahan epigenome.
Apa yang membuat perubahan epigenome?
Faktor gaya hidup dan lingkungan dapat mengekspos seseorang untuk tag kimia yang mengubah epigenome. Dengan kata lain, epigenome Anda mungkin berubah berdasarkan pada apa yang Anda makan dan minum, apakah Anda merokok, obat-obatan apa yang Anda ambil, apa polutan Anda temui dan bahkan seberapa cepat usia tubuh Anda. Ada juga beberapa bukti dari studi hewan dan manusia yang menunjukkan bahwa apa yang wanita makan dan minum selama kehamilan dapat mengubah epigenome keturunannya.
Perubahan paling epigenomic mungkin tidak berbahaya, tetapi beberapa perubahan dapat memicu atau meningkatkan keparahan penyakit. Para peneliti sudah terkait perubahan epigenome untuk berbagai macam kanker, diabetes, penyakit autoimun dan penyakit mental.

Uraikanlah filsafat pendidikan biologi dalam hubungannya dengan NOS (Nature of Sains) dan literasi sains ?

Uraikanlah filsafat pendidikan biologi dalam hubungannya dengan NOS (Nature of Sains) dan literasi sains ?
Jawaban :
Pada dasarnya cabang-cabang ilmu berkembang dari dua cara utama yakni filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu alam (the natural sciences) dan filsafat moral yang kemudian berkembang menjadi ilmu-ilmu social (the social sciences). Ilmu-ilmu alam membagi diri kepada kedua kelompok lagi yaitu ilmu alam (the physical sciences) dan ilmu hayat (the biological sciences). Ilmu alam bertujuan mempelajari zat yang membentuk alam semesta yang terbagi lagi menjadi fisika (mempelajari massa dan energy), kimia (mempelajari substansi zat), astronomi (mempelajari benda-benda langit), dan ilmu bumi.
Biologi menduduki posisi sangat strategis dan mempunyai kedudukan unik dalam struktur keilmuan. Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan alam atau natural science, biologi mempunyai kesamaan dengan cabang atau disiplin lainnya dalam sains, yaitu mempelajari gejala alam, dan merupakan sekumpulan konsep-prinsip- teori (produk sains), cara kerja atau metode ilmiah (proses sains), dan di dalamnya terkandung sejumlah nilai dan sikap. Sebagai bagian dari ilmu-ilmu yang mempelajari manusia, biologi berbeda dari sosiologi atau psikologi. Biologi mempelajari struktur-fisiologi dan genetika manusia. Sosiologi mempelajari aspek hubungan sosial antar manusia, sedangkan psikologi aspek perilaku dan kejiwaan manusia.
Pendidikan biologi mestinya memberikan andil dalam perkembangan biologi dari waktu ke waktu. Pengenalan berbagai organisme yang berguna diperlukan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Karena yang dikenal manusia banyak, pengetahuan tersebut perlu dikelompokkan sehingga berkembang taksonomi dan sistematik. Selanjutnya manusia mempelajari biofungsi, bioperkembangan, dan bioteknologi. Manusia memperoleh banyak manfaat dari semua itu, tetapi pendidikan biologi perlu membekali biomanajamen dan bioetika agar penerapan pengetahuan di lingkungannya membawa arah pemberdayaan berkelanjutan. Seyogianya pendidikan biologi memberi siswa bekal keterampilan, pengetahuan dan persepsi yang dilandasi kesadaran akan pentingnya etika dalam mengolah bahan di lingkungannya. Manusia hendaknya menjadi pemelihara keanekaragaman dan fungsi lingkungan agar manusia tetap dapat mengambil manfaat dari keanekaragaman dan lingkungan tetap dapat mendukung kehidupan manusia pada masa kini, maupun pada masa yang akan datang. Jadi dari semua itu sebenarnya pendidikan biologi atau bioedukasi yang perlu berperan agar lingkungan dan alam tetap bersahabat dengan manusia.
Jadi pendidikan biologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang bagaimana hubungan pendidikan dengan biologi, bagaimana cara mempelajari dan mengajarkan biologi dengan baik dan benar, baik pada instusi pendidikan formal maupun non formal. Pendidikan untuk pengajaran Biologi perlu dan dapat dimuati unsure pembentukan karakter melalui pengembangan sikap ilmiah (scientific attitude). Beberapa jenis sikap ilmiah yang dapat dikembangkan melalui pengajaran sains antara lain meliputi: curiosity (sikap ingin tahu), respect for evidence (sikap untuk senantiasa mendahulukan bukti),flexibility (sikap luwes terhadap gagasan baru), critical reflection (sikap merenung secara kritis), sensitivity to living things and environment (sikap peka/ peduli terhadap makhluk hidup dan lingkungan). Cara pengajaran dapat diintegrasikan dengan penyisipan dan penanaman nilai-nilai sains di dalamnya. Nilai-nilai yang dimaksud antara lain adalah nilai praktis, nilai intelektual, nilai religius, nilai sosial-ekonomi, dan nilai pendidikan.
Notional Science Teacher Assosiation (1971) mengemukakan bahwa seseorang yang memiliki literasi sains adalah orang yang menggunakan konsep sains, mempunyai keterampilan proses sains untuk dapat menilai dalam membuat keputusan sehari-hari kalau ia berhubungan dengan orang lain, lingkungannya, serta memahami interaksi antara sains, teknologi dan masyarakat, termasuk perkembangan sosial dan ekonomi. Litersai sains didefinisikan pula sebagai kapasitas untuk menggunakan pengetahuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan dan menarik kesimpulan berdasarkan fakta dan data untuk memahami alam semesta dan membuat keputusan dari perubahan yang terjadi karena aktivitas manusia.
Literasi sains merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan pengetahuan ilmiah dan prosesnya, tetapi ia tidak sekadar memahami alam semesta, tetapi juga ikut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan menggunakannya (OECD, 1999).
PISA mendefinisikan literasi sains sebagai kapasitas untuk menggunakan pengetahuan dan kemampuan ilmiah, mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti dan data-data yang ada agar dapat memahami dan membantu peneliti untuk membuat keputusan tentang dunia alami dan interaksi manusia dengan alamnya (Rustaman, et.al, 2000:2).
Literasi Sains didefinisikan sebagai kemampuan menggunakan pengetahuansains, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia.
LiterasiIPA(scientificliteracy)didefinisikan sebagai kapasitas untuk menggunakanpengetahuan ilmiah,mengidentifikasi pertanyaan dan menarik kesimpulan berdasarkan fakta untuk memahami alam semesta dan membuat keputuan dari perubahan yang terjadi karena aktivitas manusia (OECD, 2003). Menurut Suhendra Yusuf (2003), literasi sains penting untuk dikuasai oleh siswa dalam kaitannya dengan bagaimanasisw dapat memahami lingkungan hidup, kesehatan, ekonomi, dan masalah-masalah lain yangdihadapi oleh masyarakat moderenyangsangat bergantung pada teknologidan kemajuan serta perkembangan ilmu pengetahuan.

Uraikanlah sumbangan Imre Lakatos dalam perkembangan Sains Biologi dan berikan contohnya ?

Uraikanlah sumbangan Imre Lakatos dalam perkembangan Sains Biologi dan berikan contohnya ?
Jawaban :
Imre Lakatos lahir di Hungaria pada tanggal 9 Nopember 1922. Menyelesaikan studi diUniversity of Debrecen pada bidang matimatika, Fisika, dan filsafat. Karirnya diawali dengan jabatan Mentri Pendidikan, namum pemikirannya dipandang menyebabkan kekacauan politik sehingga pada tahun 1950 dipenjara selama tiga tahun, kemudian beliau menerjemah buku-buku matematika ke dalam bahas hungaria.
Karena pada tahun 1956 terjadi revolusi , Imre Lakatos lari ke Wina yang akhirnya sampai ke London. Di London inilah kemudian Imre Lakatos melanjutkan studi di Cambridge University dan memperoleh gelar doktor setelah mempertahankan desertasinya: Proofs and Refutations: The Logic Of Matematical Discovery (karya yang membahas pendekatan terhadap beberapa metodologi matematika sebagai logika penelitian).
Setelah diangkat memnjadi pengajar di London School of Economic, dia sering terlibat diskusi dengan Popper, Feyerband, dan Khun untuk membantu memantapkan gagasan tentang Metodology of Scientific Research Programms, sehingga pada tahun 1965, Imre Lakatos mengandakan suatu simposium yang mempertemukan gagasan Khun dan Popper.
Pada tahun 1968 Imre Lakatos menerbitkan karyanya yang berjudul: Criticism and The Metodology of Scientific Research Programms, sebagai evaluasi atas prinsip falsifikasi dan upaya perbaikan atas kelemahan dan kekuranganya. Imre Lakatos meninggal pada tanggal 2 Februari 1974 di London sebelum menyelesaikan Karyanya yang berjudul: The Changing Logic Of Scientific Discovery sebagai pembaharuan dari karya Popper: The Logic Of Scientific Discovery.
Menurut Lakatos perbedaan antara sains dan pseudosains adalah bahwa sebuah sains adalah sains bahwa sains bisa menciptakan peramalan-peramalan terhadap fenomena baru. Pseudosains tidak menciptakan peramalan-peramalan baru dan karena itu gagal disebut sains. Sebuah sains mampu menciptakan peramalan-peramalan terhadap fakta-fakta, entah ditemukan atau tidak. Sebuah program penelitian disebut progresif ketika dia membuat ramalan-ramalan mengejutkan yang dikonfirmasi dan degeneratif ketika ramalannya tidak akurat atau hanya memoles teori agar sesuai dengan fakta.
Lakatos menyebutkan Pseudosains contoh-contohnya adalah astronomi Ptolemy, kosmogony planetari cosmogony, psychoanalysis Freud, Marxisme abad ke duapuluh, Biology Lysenko, Quantum mekanik Bohr sebelum 1924, astrologi, psychiatry, sosiologi dan ekonomi neo-klasik.
Dalam Program Riset ini terdapat aturan-aturan metodologi yang disebut “Heuristik”, yaitu kerangka kerja konseptual sebagai kosekuensi dari bahasa. Heuristik adalah suatu keharusan untuk melakukan penemuan-penemuan lewat penalaran induktif dan percobaan-percobaan sekaligus menghadirkan kesalahan dalam memecahkikan masalah.
Di dalam mengungkap teori sebagai satu struktur Imre menampilkan dua argumen dasarnya:
Pertama : Teori sebagai sumber sejarah ilmu.
Menurutnya teori merupakan gerak maju (linier) yang saling menyempurnakan tanpa berkeputusan (Historical Circumstangs) yang sebelumnya di pandang sebagai (a History) terputus, sebagaimana dianut oleh Kaum falsifikasi dan relativis. Yang memandang sejarah sebagai pengganggu metodologi para ilmuan, teori yang pada umumnya dianggap sebagai teladan terbaik, jika telah di falsifikasi (disalahkan) maka teori tersebut tidak layak untuk dikembangkan.
Lakatos justru berasumsi lain, bahwa sebuah teori yang ditolak (difalsifikasi) bukan berarti harus dibuang dan tidak berguna, selanjutnya diganti dengan teori baru yang terputus dengan teori lama (ide dasar). Akan tetapi teori baru menurutnya harus tetap berpegang pada substansi teori yang menjadikan intelektual sejarah, walaupun mengalami proses penyempurnaan. Seharusnya heuristik negatif tetap harus di lindungi dari falsifikasi, dengan cara memperkuat hepotesis-hepotesis yang disesuaikan dengan pengembangan ilmu baru.
Selanjutnya hepotesis-hepotesis baru yang masuk dalam Heuristik Positif, jika setelah di uji dari keterangan-keterangan observasi tidak benar (error), maka hepotesis tersebut boleh di tolak dan diganti dengan hepotesis lain yang posisinya tetap memperkokoh inti pokok (Heuristik Negatif). Pembuktian koherensi teori di sini nampak jelas, karena pertalian asumsi- asumsi dasar (inti pokok) yang digunakan landasan teori dengan hepotesis-hepotesis sebagai pelindung tetap melekat.
Sebagai gambaran dari cara kerja teori tersebut Imre menampilkan teori gerak aristoteles dan Copernikus yang tercermin dalam sistem astronomi.
Kedua : Observasi sebagai konsepsi teori.
Argumen ini menyajikan hubungan keterangan- keterangan observasi dengan teori sebagai prosedur fundamental. Keterangan-keterangan observasi yang dimaksud akan bermakna, manakala dirumuskan ke dalam suatu konsepsi, selanjutnya konsepsi-konsepsi akan mudah dimengerti, jika dituangkan ke dalam bentuk definisi. Untuk menjadikan konsepsi sebagai definisi harus melalui prosedur fundamental yang berdasarkan istilah-istilah yang maknanya sudah diketahui, agar definisi kebenaranya menjadi kokoh, maka seyogyanya diperkuat lagi dengan observasi-observasi baru. Apabila makna dari definisi tersebut belakangan bertentangan dengan hasil observasi baru, alternatif pemecahanya adalah dengan melakukan gerak mundur (penelusuran kembali) tanpa batas, sampai di ketemukan kesesuaian hasilnya.
Disini menurut hemat penulis, tipical rasional Lakatos nampak di lakukan dengan mengikuti struktur teori yang (open Ended) terhadap perkembangan dan ujian, tanpa menghilangkan ciri rasional kritis dan ide historisnya.
Pola kerja teori Lakatos dapat dikaji dari contoh definisi gaya dan masa Newton yang ia paparkan, yang sebelumnya telah di gagas oleh Copernicus. Copernicus mendefinisikan gaya untuk menyatakan pengertian gaya bumi yang mengelilingi matahari, dan ini muncul sebagai sanggahan (antitesa) terhadap teori Aristo dan Ptolemy.
Sementara Newton mendefinisikan gaya sebagai Hukum grafitasi sebagai pelengkap teori Copernicus yang berbunyi "Hukum benda akan bergerak dalam garis lurus dengan kecepatan yang sama, kecuali benda tersebut dicampuri oleh sesuatu kekuatan lain".
Ulasan di atas secara garis besar cukup memberikan bukti bahwa teori tidak terjadi secara tiba-tiba (bertolak dengan asumsi yang dianut oleh kaum falsifikasi dan relativisme), melainkan merupakan hasil observasi yang dirumuskan dalam konsepsi yang belum sempurna, melalui prosedur fundamental yang teliti sehingga menghasilkan suatu teori sempurna. Hanya saja teori hasik temuan ini, bersifat terbuka untuk berkembang dan diuji tanpa harus menghilangkan ide pertama yang mendasarinya.
Dalam program riset, Lakatos berusaha menganalisa teori sebagai struktur yang memberikan bimbingan untuk riset di masa depan dan mengadakan perbaikan terus menerus. Secara metodologis cara kerja bimbingan riset Lakatos menampilkan dua aturan yaitu aturan yang harus dijalankan (Heuristik Positif) dan jalan yang harus dihindari (Heuristik Negatif).
Heuristik Negatif merupakan inti Program (Fundamental Assumption), asumsi-asumsi dasar, kaidah-kaidah dasar yang melandasi program riset, yang tidak dapat dimodifikasi atau ditolak, serta dilindungi dari ancaman falsifikasi oleh lingkaran pelindung yang terdiri dari hipotesis pendukung.
Inti pokok program merupakan hipotesis teoritis yang sangat umum yang akan menjadi dasar program untuk dikembangkan. Untuk memberikan gambaran tentang cara kerja Heuristik negatif perlu penulis tampilkan beberapa contoh :
1. Bidang Astronomi (Teori Copernicus): asumsi dasarnya (Inti program)" bahwa bumi dan planet-planet mengorbit matahari dan bumi berputar pada porosnya sendiri sekali sehari".
2. Bidang Fisika (Newton) Asamsi dasarnya: hukum-hukum gerak ditambah hukum gravitasi.
3. Bidang Sosial (Teori Materialisme History Karl Marx), Asumsi dasarnya: bahwa perubahan sosial harus diterangkan berdasarkan perjuangan [status] kelas, watak kelas dan perincian perjuangan yang pada instansi terakhir ditentukan oleh dasar ekonomi.
4. Bidang Hukum,( Usul Fiqh ): Asumsi dasar, Sesuatu pekerjaan bila belum diketahui dasar hukumnya adalah boleh dll.
Sedangkan Heuristik Positif (teori tentang mencari penemuan baru), yang berupa sebagian dari sesarana atau isyarat, tentang bagaimana mengubah, mengembangkan variasi-variasi yang dapat dibantah dari suatu program riset, sebagaimana memodifikasi dan meningkatkan lingkaran pelindung yang dapat dibantah.
Sedangkan fungsi Heuristik positif ini adalah :
1. Memberikan bimbingan garis besar yang menunjukkan bagaimana program riset ini dapat dikembangkan.
2. Menunjukkan pada para ilmuan apa yang harus di lakukan dan apa yang harus dihindari.
3. Melindungi inti program dari ancaman falsifikasi dan modivikasi dengan jalan menambah hipotesis-hepotesis baru yang telah di uji.
Lebih konkritnya perhatikan contoh dari Heuristik Positif di bawah ini:
1. Asumsi dasar Copernicus (tentang rotasi bumi), diperluas dengan nenambah banyak epicycles kepada orbit planet-planet yang semula berbentuk lingkaran dan diubah taksiran jarak bintang-bintang dari bumi yang sudah diterima selama itu.
2. Asumsi dasar ( gravitasi Newton) dengan menunjukkan pengembangan dan kemajuan baru di antaranya: pertama, memperhitungkan kenyataan bahwa matahari maupun planet bergerak di bawah pengaruh gaya tarik menarik antara mereka, kedua, memperhitungkan ukuran terbatas planet dan memperlakukan sebagai bola. Ketiga, memecahkan problema matematis tindakan dan terakhir. membuat alat-alat yang cukup peka untuk mendeteksi gaya gravitasi dalam skala laboratorium.
3. Asumsi dasar (hukum) dengan mengerahkan daya ijtihad untuk mengistinbatkan hukum, sehingga dapat memberikan keputusan yang pasti terhadap suatu status hukum tanpa membimbangkan para pemakainya.( Studi kasus hukum bayi tabung, makanan kaleng, sembelihan binatang dengan mesin hukum kloning ,hukum tayamum pakai tisu dll.)

Uraikanlah sumbangan Thomas Khun dalam perkembangan Sains Biologi dan berikan contohnya ?

Uraikanlah sumbangan Thomas Khun dalam perkembangan Sains Biologi dan berikan contohnya ?
Jawaban :
Dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan (epistemologi), epistemologi positivistik telah menjadi sebuah hegemoni, tetapi sekitar dua atau tiga dasawarsa terakhir ini, terlihat perkembangan baru dalam filsafat ilmu pengetahuan. Perkembangan ini sebenarnya merupakan upaya pendobrakan atas filsafat ilmu pengetahuan positivistik yang dipelopori oleh tokoh-tokoh seperti Thomas S. Kuhn, Paul Feyerabend, Norwood Russel Hanson, Robert Palter, Steven Toulmin serta Imre Lakatos. Kuhn juga mengkritik doktrin-doktrin filsafat tertentu seperti Baconian, pandangan tentang verifikasi, falsifikasi, probabilistik, penerimaan dan penolakan teori-teori ilmiah.
Thomas S. Kuhn dilahirkan di Cicinnati, Ohio pada tanggal 18 juli 1922. Kuhn lahir dari pasangan Samuel L, Kuhn seorang Insinyur industri dan Minette Stroock Kuhn. Dia mendapat gelar B.S di dalam ilmu fisika dari Harvard University pada tahun 1943 dan M.S. Pada tahun 1946. Khun belajar sebagai fisikawan namun baru menjadi pengajar setelah mendapatkan Ph.D dari Harvard pada tahun 1949. Tiga tahunnya dalam kebebasan akademik sebagai Harvard Junior Fellow sangat penting dalam perubahan perhatiannya dari ilmu fisika kepada sejarah(dan filsafat) ilmu. Dia kemudian diterima di Harvard sebagai asisten profesor pada pengajaran umum dan sejarah ilmu atas usulan presiden Universitas James Conant (Aprillin, 2010).
Karya Kuhn cukup banyak, namun yang paling terkenal dan mendapat banyak sambutan dari filsuf ilmu dan ilmuan adalah The Structure of Scientific Revolution,sebuah buku yang terbit pada tahun 1962, dan direkomendasikan sebagai bahan bacaan dalam kursus dan pengajaran berhubungan dengan pendidikan, sejarah, psikologi, riset dan sejarah serta filsafat sains.
Apa yang disebut dengan filsafat ilmu baru ini dimulai dengan terbitnya karya Kuhn The Structure of Scientific Revolutions. Tulisan ini mempunyai arti penting dalam perkembangan filsafat ilmu, tidak saja karena keberhasilannya membentuk dan mengembangkan wacana intelektual baru dalam filsafat ilmu, tetapi juga kontribusi konseptual yang memberi insight dalam berbagai bidang disiplin intelektual dengan derajat sosialisasi dan popularitas yang jarang dapat ditandingi.

Ciri khas yang membedakan model filsafat ilmu baru ini dengan model yang terdahulu adalah pendekatan/perhatiannya yang besar terhadap sejarah ilmu dan filsafat sains. Dan peranan sejarah ilmu dalam upaya mendapatkan serta mengkonstruksikan wajah ilmu pengetahuan dan kegiatan ilmiah yang terjadi. Bagi Kuhn sejarah ilmu merupakan starting point dan kaca mata utamanya dalam menyoroti permasalahan-permasalahan fundamental dalam epistemologi, yang selama ini masih menjadi teka-teki. Menurutnya, dalam setiap perkembangan ilmu pengetahuan selalu terdapat dua fase yaitu; normal science dan revolutionary science. Singkatnya, normal science adalah teori pengetahuan yang sudah mapan sementara revoutionary science adalah upaya kritis dalam mempertanyakan ulang teori yang mapan tersebut dikarenakan teori tersebut memangproblematis.
Paradigma ini membimbing kegiatan ilmiah dalam masa sains normal, di mana ilmuwan berkesempatan mengembangkan secara rinci dan mendalam. Dalam tahap ini ilmuwan tidak bersikap kritis terhadap paradigma yang membimbing aktifitas ilmiahnya dan selama menjalankan riset ini ilmuwan bisa menjumpai berbagai fenomena yang disebut anomali. Jika anomali ini kian menumpuk, maka bisa timbul krisis.
Dalam krisis inilah paradigma mulai dipertanyakan. Dengan demikian sang ilmuwan sudah keluar dari sains normal. Untuk mengatasi krisis, ilmuwan bisa kembali lagi pada cara-cara ilmiah yang lama sambil memperluas cara-cara itu atau mengembangkan sesuatu paradigma tandingan yang bisa memecahkan masalah dan membimbing riset berikutnya. Jika yang terakhir ini terjadi, maka lahirlah revolusi ilmiah.
Catatan Akhir Kuhn telah menarik perhatian kita pada fakta bahwa para filosuf ilmu umumnya tidak menghiraukan persoalan hermeneutik yang pokok, seperti persoalan tentang apa yang sebenarnya dilakukan oleh seorang ilmuwan. Mereka biasanya malah sibuk dengan urusan tentang kriteria mana saja yang perlu, agar ilmu dapat dianggap representasi murni realitas atau keyakinan yang telah teruji. Kuhn mengingatkan kita bahwa ada soal penelitian dalam rasionalitas ilmiah itu yang sebetulnya sangat ambigu.
Baginya rasionalitas ilmiah itu akhirnya bukanlah semata-mata perkara induksi atau deduksi atau juga rasionalitas demonstratif yang berkulminasi pada representasi teoritis kenyataan obyektif melainkan lebih dari perkara interpretasi dan persuasi yang cenderung bersifat subyektif. Oleh karena itu segala yang dikatakan oleh ilmu tentang dunia dan kenyataan sebetulnya erat terkait pada paradigma tertentu yang digunakan oleh ilmuwannya. Cara ilmuwan memandang dunia menentukan dunia macam apa yang dilihatnya. Jadi pengetahuan ilmiah sama sekali bukanlah jiplakan atau foto kopi realitas, melainkan realitas hasil konstruksi manusia.

Uraikanlah sumbangan Karl Papper dalam perkembangan Sains Biologi dan berikan contohnya ?

Uraikanlah sumbangan Karl Papper dalam perkembangan Sains Biologi dan berikan contohnya ?
Jawaban :
Adalah seorang Karl Raimund Popper, yang pada tahun 1934 menggebrak dunia filsafat sains dengan bukunya The Logic of Scientific Discovery. Dalam bukunya tersebut, Karl Popper melakukan kritik terhadap kecenderungan metodologi sains di masa itu yang didominasi oleh Positivisme. Positivisme adalah sebuah aliran filsafat yang bahkan sampai detik ini masih berjaya dan dianggap sebagai aksioma oleh para saintis maupun masyarakat umum.
Dalam buku tersebut, alih-alih menekankan pada prinsip verifikasi -pembuktian dengan fakta-fakta empiris¬¬¬ untuk mendukung sebuah teori sains, Karl Popper mengajukan sebuah gagasan yang menarik mengenai falsifikasi. Falsifikasi adalah kebalikan dari verifikasi, yaitu pengguguran teori lewat fakta-fakta.
Menurut Karl Popper, proses verifikasi sangatlah lemah. Verifikasi hanyalah bekerja melalui logika induksi. Logika induksi adalah penyimpulan suatu teori umum dari pembuktian fakta-fakta partikular. Karl Popper lebih condong untuk menggunakan falsifikasi. Jadi fokus penelitian sains bukan lah pembuktian positif, namun pembuktian negatif. Artinya fokus penelitian adalah untuk membuktikan bahwa suatu teori umum adalah salah dengan menyodorkan sebuah bukti yang membuktikan bahwa ia salah. Hal ini membuat penelitian ilmiah lebih efisien karena teori langsung dapat dipastikan gugur hanya dengan sebuah fakta.
Berbeda dengan verifikasi yang membutuhkan banyak sample untuk bisa mengambil kesimpulan. Bahkan banyaknya sample itu pun sama sekali tidak bisa memastikan bahwa teori tersebut benar adanya. Karena sample, bagaimanapun juga hanyalah bagian kecil dari keseluruhan objek penelitian.
Kesimpulannya, dalam filsafat ilmu Karl Popper, selama suatu teori belum bisa difalsifikasi, maka ia akan dianggap benar. Artinya, keyakinan kebenaran terhadap teori tersebut adalah tidak mutlak, hanya merupakan keyakinan yang memadai. Atau bisa juga dikatakan bahwa dalam filsafat ilmu Popper, ada semacam mild skepticism terhadap sebuah teori.
Namun ketika teori tersebut difalsifikasi, maka hal tersebut akan menimbulkan keyakinan mutlak bahwa teori tersebut salah. Artinya yang akan memberikan keyakinan mutlak adalah falsifikasi, bukan verifikasi. Hal ini berbeda dengan positivisme yang akan meyakini kebenaran mutlak suatu teori selama ia telah mengalami proses verifikasi sesuai standar ilmiah positivisme.
Sebagai contoh penerapan gagasan Karl Popper dalam dunia nyata adalah sebagai berikut. Para fisikawan dengan metode verifikasi terhadap sample-sample di alam membuat kesimpulan bahwa “Semua zat akan memuai jika dipanaskan”. Teori ini telah menjadi sebuah mitos selama berabad-abad dalam dunia fisika. Namun dalam paradigma filsafat ilmu Popper, teori tersebut tidaklah dianggap sebagai kebenaran mutlak. Namun ia akan dianggap benar dengan keyakinan yang memadai.
Kemudian terjadi lah penemuan mengenai anomali sifat air. Ternyata dalam rentang suhu 0-4 derajat Celcius, air tidak lah memuai jika dipanaskan. Air justru menyusut seiring dengan kenaikan suhu antara 0-4 derajat Celcius. Penemuan ini kemudian serta merta menggugurkan teori “Semua zat akan memuai jika dipanaskan”. Inilah yang dimaksud dengan falsifikasi oleh Karl Popper.
Dengan adanya penemuan yang menggugurkan teori pemuaian zat tersebut, maka diperolehlah keyakinan bahwa teori yang selama ini dipegang yang berbunyi “Semua zat akan memuai jika dipanaskan” adalah salah. Oleh karena itu, teori tersebut berkembang menjadi berbunyi “Semua zat akan memuai jika dipanaskan, kecuali air dalam rentang suhu 0-4 derajat Celcius”. Perlu diketahui juga bahwa teori kedua ini pun tidak akan dianggap sebagai kebenaran mutlak. Yang dianggap sebagai kebenaran mutlak adalah salahnya teori pertama, bukan benarnya teori kedua. Teori tersebut bisa jadi akan difalsifikasi lagi dengan adanya penemuan lain. Misalkan saja suatu saat nanti ditemukan bahwa Plutonium akan menyusut jika dipanaskan di atas suhu 3000 derajat Celcius. Maka teori kedua akan berkembang lagi menjadi teori ketiga yang berbunyi “Semua zat akan memuai jika dipanaskan, kecuali air dalam rentang suhu 0-4 derajat Celcius dan plutonium di atas suhu 3000 derajat Celcius”.